1.
hipertiroid
(tirotoksikosis) à kelebihan h.tiroid
2.
hipotiorid (myxedema)
à kekurangan h.tiroid
3.
goiter à pembesaran
gld.tiroid yg difus
4.
nodul tiroid à
pembesaran fokal gld. Tiroid à neoplasma jinak/ganas
5.
fgs abnormal tiroid à
clinically euthyroid patient.
Efek metabolik hormon
tiroid :
1.
kalorigenik
2.
termoregulasi
3.
Mengatur metab.
Protein, karbohidrat dan lipid
4.
mengatur metab. Vit A
5.
Berperan penting dalam
pertumbuhan syaraf otak dan sintesis hormon gonadotropin, hormon pertumbuhan
dan reseptor adregenik.
Pengaturan faal tiroid
Untuk menjamin
kebutuhan jaringan terhadap homon tiroid selalu stabil, maka kelenjar tiroid
mempunyai 2 mekanisme pengaturan atau regulasi faal tiroid yaitu autoregulasi
dan regulasi ekstra tiroid
Autoregulasi adalah
kemampuan kelenjar tiroid meregulasi hormonnya dengan bahan baku iodium dari
makanan. Regulasi ekstra tiroid diatur oleh kelenjar hipofisis yaitu Thyroid
Stimulating Hormon (TSH) yang mengaktifkan semua tahap
sintesis hormon dalam kelenjar tiroid, mulai dari trappingsampai
hidrolisis dan pelepasan T3 dan T4 ke dalam sirkulasi .
Proses sintesis dan
sekresi kelenjar tiroid diatur dan dikontrol secara langsung oleh TSH yaitu
melalui mekanisme umpan balik dan secara tidak langsung pada tingkat
hipotalamus yang dipengaruhi olehThyroid Releasing Hormon (TRH).
Hormon T3 dan T4 yang bebas dalam plasma bila meningkat akan memberi efek
umpan balik kepada hipofisis untuk mengurangi sekresi TSH, sedang T3 saja
dapat pula memberi efek pada hipotalamus untuk mengurangi sekresi TRH .
Kadar homon bebas yang
tinggi akan menekan sekresi TSH oleh kelenjar hopofisis, sehingga poduksi T3
dan T4 menurun. Sebaliknya apabila hormon tiroid bebas dalam plasma menurun,
maka akan memberi rangsangan ke hipofisis untuk mengeluarkan TSH lebih besar
sehingga akan meningkatkan produksi T3 dan T4 .
Bila hormon tiroid
tidak cukup menyediakan tiroksin, maka TSH memacunya dengan berlebihan sebagai
umpan balik. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar tiroid
akibat hiperplasia sehingga timbul nodul tiroid .
TES TIROID
Tes tiroid terdiri
atas :
A. Tes untuk mengukur
aktivitas/fungsi tiroid terdiri dari :
·
Tiroksin serum (T4)
·
Tri-iodotironin serum
(T3)
·
Kadar T4 bebas (FT4)
·
Kadar T3 bebas (FT3)
·
Indeks T4 bebas (FT4I)
·
Tes TSH
·
Tes TRH.
B. Tes untuk
menunjukkan penyebab gangguan fungsi tiroid :
Tes Antibodi
antitiroid
·
Antibodi Tiroglobulin
(anti Tg)
·
Antibodi tiroid
peroksidase (anti TPO) /Antibodi mikrosomal
·
Thyroid Stimulating Antibodies
(TSAb)
C. Tes untuk
monitoring terapi :
·
Tiroksin serum (T4)
·
Tri-iodotironin serum
(T3)
·
Tes FT4
·
Tes FT3
·
Tes TSH
TES FUNGSI TIROID
Tes fungsi tiroid
bertujuan untuk membantu menentukan status tiroid. Tes T4 digunakan untuk
menentukan suatu hipotiroidisme atau hipertiroidisme, menentukan maintenance
dose tiroid pada hipotiroidisme dan memonitor hasil pengobatan
antitiroid pada hipertiroidisme. Tes T3 digunakan untuk mendiagnosis
hipertiroidisme dengan kadar T4 normal .
TSHs (Thyroid
Stimulating Hormon sensitive) adalah tes TSH generasi ke tiga yang dapat
mendeteksi TSH pada kadar yang sangat rendah sehingga dapat digunakan sebagai
pemeriksaan tunggal dalam menentukan status tiroid dan dilanjutkan dengan tes
FT4 hanya bila dijumpai TSHs yang abnormal. FT4 lebih sensitif daripada FT3 dan
lebih banyak digunakan untuk konfirmasi hipotiroidisme setelah dilakukan tes
TSHs .
Tes Thyroid
Releasing Hormone (TRH) digunakan untuk mengukur respons hipofisis terhadap
rangsangan TRH, yaitu dengan menentukan kadar TSH serum sebelum dan sesudah
pemberian TRH eksogen. Pada hipertiroidisme klinis atau subklinis tidak tampak
peningkatan TSH setelah pemberian TRH. Sebaliknya bila pasien eutiroid atau
sumbu hipotalamus-hipofisis masih intak, maka hipofisis akan memberikan respons
yang adekuat terhadap rangsangan TRH. Tes TRH yang normal menyingkirkan
diagnosis hipertiroidisme .
Tes TRH hanya dilakukan
pada pasien yang dicurigai hipertiroidisme sedangkan kadar FT4 dan FT3 masih
normal atau untuk mengevaluasi kadar TSH yang rendah atau tidak
terdeteksi dengan atau tanpa hiper/hipotiroidisme yang penyebabnya tidak
diketahui .
TES UNTUK MENUNJUKKAN
GANGGUAN FUNGSI TIROID
Antibodi Tiroglobulin
(Tg) merupakan salah
satu protein utama tiroid yang berperan dalam sintesis dan penyimpanan hormon
tiroid. Tujuan tes : terutama diperlukan sebagai petanda tumor dalam
pengelolaan karsinoma tiroid berdiferensiasi baik (well differentiated
thyroid carcinoma). Kadar Tg akan meningkat pada karsinoma tiroid
berdiferensiasi baik dan akan kembali menjadi normal setelah tiroidektomi
total, kecuali bila ada metastasis. Kadar Tg rendah menunjukkan tidak ada
jaringan karsinoma atau metastasis lagi. Kadarnya akan meningkat kembali
jika terjadi metastasis setelah terapi .
Pada penyakit Graves
ditemukan antibodi yang mmpengaruhi resepor TSH dari sel tiroid dan merangsang
produksi hormon tiroid. Antibodi ini disebut thyroid stimulating
immunoglobulins (TSI). Selain TSI, ada immunoglobulin yang merangsang
pertumbuhan kelenjar tiroid tanpa mempengaruhi produksi hormon. Antibodi ini
disebut thyroid growth immunoglobulins (TGI) .
TES UNTUK MONITORING
TERAPI
Untuk memonitoring
terapi tiroid maka diperlukan tes T4 Total, T3 , FT4, FT3 dan TSH seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Tujuan tes monitoring terapi untuk melihat
perkembangan terapi berdasarkan status tiroid.
NILAI RUJUKAN DAN
INTERPRETASI
1. TES T4
·
Nilai
Rujukan :
- Dewasa : 50-113 ng/L (4,5mg/dl)
- Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral : meningkat
- Diatas
: diatas 16,5 mg/dl
- Anak-anak
: diatas 15,0 mg/dl
- Usila
: menurun sesuai penurunan kadar protein plasma
·
Interpretasi
:
- Meningkat :
hipertiroidisme, tiroiditis akut, kahamilan, penyakit hati kronik,
penyakit ginjal, diabetes mellitus, neonatus, obat-obatan: heroin, methadone,
estrogen.
- Menurun : hipotiroidisme,
hipoproteinemia, obat2an seperti androgen, kortikosteroid, antikonvulsan,
antitiroid (propiltiouracil) dll.
2. TES T3
·
Nilai
Rujukan:
Dewasa
: 0,8 – 2,0 ng/ml (60-118 ng/dl)
Wanita hamil,
pemberian kontrasepsi oral : meningkat
Infant dan anak-anak
kadarnya lebih tinggi.
·
Interpretasi
- Meningkat :
hipertiroidisme, T3 tirotoksikosis, tiroiditis akut, peningkatan TBG,
obat-obatan:T3 dengan dosis 25 mg/hr atau lebih dan obat T4 300 mg/hr atau
lebih, dextrothyroxine, kontrasepsi oral
- Menurun :
hipotiroidisme (walaupun dalam beberapa kasus kadar T3 normal), starvasi,
penurunan TBG, obat-obatan: heparin, iodida, phenylbutazone, propylthiuracil,
Lithium, propanolol, reserpin, steroid.
3. TES FT4 (FREE
THYROXIN)
·
Nilai
Rujukan: 10 – 27
pmol/L
o Interpretasi
- Meningkat : pada
penyakit Graves dan tirotoksikosis yang disebabkan kelebihan produksi T4.
- Menurun :
hipertiroidisme primer, hipotiroidisme sekunder, tirotoksikosis karena
kelebihan produksi T3.
1.
4. TES
FT3 (FREE TRI IODOTIRONIN)
·
· Nilai Rujukan : 4,4 – 9,3 pmol/L
·
· Interpretasi :
- Meningkat : pada
penyakit Graves dan tirotoksikosis yang disebabkan kelebihan produksi T3.
- Menurun :
hipertiroidisme primer, hipotiroidisme sekunder, tirotoksikosis karena
kelebihan produksi T3.
5. Tes TSH (THYROID
STIMULATING HORMONE)
·
Nilai
rujukan : 0,4 – 5,5 mIU/l
·
Interpretasi
:
- Meningkat :
hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun Hashimoto), terapi
antitiroid pada hipertiroidisme, hipertiroidisme sekunder karena hiperaktifitas
kelenjar hipofisis, stress emosional berkepanjangan, obat-obatan misalnya
litium karbonat dan iodium potassium.
- Menurun :
hipertiroidisme primer, hipofungsi kelenjar hipofisis anterior,
obat-obatan misalnya aspirin, kortikosteroid, heparin dan dopamin.
6. TES TSHs (TSH
3rd Generation)
·
Nilai
rujukan : 0,4 –
5,5 mIU/l
Batas pengukuran :
0,002 – 20 mIU/L
·
Interpretasi
- Meningkat :
hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun Hashimoto), terapi
antitiroid pada hipertiroidisme, hipertiroidisme sekunder karena hiperaktifitas
kelenjar hipofisis, stress emosional berkepanjangan, obat-obatan misalnya
litium karbonat dan iodium potassium.
- Menurun :
hipotiroidisme sekunder, hipertiroidisme primer, hipofungsi kelenjar
hipofisis anterior, obat-obatan misalnya aspirin, kortikosteroid, heparin dan
dopamin.
7. Antibodi Tiroglobulin
·
Nilai
rujukan : 3-42 ng/ml
·
Interpretasi :
- Meningkat :
hipertiroidisme, subakut tiroiditis, kanker tiroid yang tidak diterapi,
penyakit Graves, tumor benigna, kista tiroid.
- Menurun :
hipotiroidisme neonatal.
8. Antibodi Mikrosomal
·
Nilai
rujukan : hasil tes negatif
·
Interpretasi
:
Adanya antibodi
mikrosomal menunjukkan penyakit tiroid autoimun, juga dapat ditemukan
pada kanker tiroid. Pada penderita dengan pengobatan tiroksin, bila
ditemukan antibodi tiroid memberi petunjuk kegagalan fungsi tiroid.
9. TS Ab
·
Nilai
rujukan: hasil tes negatif
·
Interpretasi
:
TSAb ditemukan pada
70-80% penderita Graves yang tidak mendapat pengobatan, 15% pada penyakit
Hashimoto, 60% pada penderita Graves oftalmik dan pada beberapa penderita
kanker tiroid.
0 comments
Post a Comment