Wednesday, May 7, 2014

Pemeriksaan SGPT dan SGOT



Memperlihatkan dan memahami konsep aktivitas spesifik enzim Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) dan Glutamate-Oksaloasetat Transaminase (GOT)

Teori singkat
SGOT singkatan dari Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase, Sebuah enzim yangbiasanya hadir dalam dan jantung sel-sel hati. SGOT dilepaskan ke dalam darah ketika hati ataujantung rusak. Tingkat darah SGOT ini adalah demikian tinggi dengan kerusakan hati (misalnya,dari hepatitis virus ) atau dengan penghinaan terhadap jantung (misalnya, dari serangan jantung).Beberapa obat juga dapat meningkatkan kadar SGOT. SGOT juga disebut aspartateaminotransferase (AST).
Sedangkan SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamic Piruvic Transaminase, SGPTatau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukanpada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlahyang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tesSGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkanpada proses kronis didapat sebaliknya.
SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, secarasemi otomatis atau otomatis. Nilai rujukan untuk SGPT/ALT adalah :
Laki-laki : 0 – 50 U/L
Perempuan : 0 – 35 U/L

Dalam uji SGOT dan SGPT, hati dapat dikatakan rusak bila jumlah enzim tersebutdalam plasma lebih besar dari kadar normalnya.Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :
·         Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitasobat atau kimia)
·         Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatanempedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)
·         Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosisbiliaris

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
·         Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar
·         Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapatmeningkatkan kadar
·         Hemolisis sampel
·         Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin,eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika(meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparatdigitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol(Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.
·         Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar

Alat:
·         Spekrtrofotometer
·         Tabung reasi + rak
·         Jarum suntik
·         Alcohol pads
·         Mikropipet
·         Tipp

Bahan:
·         Plasma darah (hindarkan hemolisis)
·         Reagen 1 (R1/reagen enzim):-.
o    Tris Buffer pH7,5 100 mmol/L
o    L-Alanin 500 mmol/L-. LDH 1200 U/L
o    Reagen 2 (R2/reagen pemulai): -.
§  2-oxoketoglutarat 15 mmol/L-. NADH0,18 mmol/L

Cara kerja:
1.     Lakukan pengambilan darah sebanyak 3ml (hindari hemolisis), masukkan kedalamtabung vacutest kemudian disentrifugasi untuk mendapatkan plasmanya
2.     Hangatkan reagen dan cuvet pada temperature yang diinginkan dan temperature haruskonstan (±0,5ÛC)
3.     Campurkan sampel 200L dengan reagen 1 1000L lalu diinkubasi pada temperature25/30ÛC, sampel 100L dengan reagen 1 1000L  lalu diinkubasi selama 5 menit padatemperatur 37ÛC
4.     Tambahkan reagen 2, masing-masing sebanyak 250
5.     Campurkan reagen dengan sampel, baca absorbansi pada panjang gelombang 365nm,setelah 1 menit dan pada saat yang sama, hitung waktu dengan stopwatch
6.     Baca lagi absorbansi dengan pasti setelah 1 menit, 2 menit dan 3 menit

Artikel Terkait

0 comments

Post a Comment

Cancel Reply