Jenis-jenis elektrolit dalam tubuh beserta fungsi dan
letaknya !
1.
Elektrolit
merupakan Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan
dan akan menghantarkan arus listrik. Di dalam tubuh ada berbagai macam
elektrolit beserta fungsi dan letak yang berbeda. Elektrolit di dalam tubuh
dibedakan menjai 2 (dua), yaitu :
(a) KATION, merupakan ion-ion yang mambentuk muatan positif
dalam larutan. Di dalam tubuh yang termasuk elektrolit kation adalah :
(i) Natrium (Na+)
Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai
pembentuk garam didalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut
syaraf dan tekanan osmosis pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan
cairan yang ada disekitarnya
Letak Natrium (Na) terbanyak di Extra seluler (CES). Volume
cairan ekstraseluler diatur keseimbangannya melalui mekanisme homeostasis.
Fungsi natrium bagi tubuh adalah sebagai berikut.
a. Membantu mempertahankan keseimbangan air, asam dan basa
dalam cairan ekstraseluler.
b. Sebagai bahan penyusun dari cairan (getah) pankreas,
empedu, dan keringat.
c. Peranan penting dalam kontraksi otot dan fungsi syaraf.
d. Memainkan peranan khusus dalam penyerapan karbohidrat.
Natrium diatur oleh intake garam, aldosteron, dan
pengeluaran urine.Kadar Normal Natrium (Na) dalam tubuh : 135-148
mEq/lt.
(ii) Kalium (K+)
Merupakan Kation utama intra seluler (CIS). Kalium dalam
makanan dan dalam tubuh ditemukan dalam bentuk ion K+, baik dalam larutan
ataupun dalam bentuk garam. Kalium ditemukan banyak dalam makanan, terutama
pada buah-buahan dan sayuran. Kalium banyak terdapat dalam bayam, pisang,
jamur, brokoli, susu, daging, tomat, jeruk, kol, dan asparagus.
Fungsi kalium bagi tubuh adalah sebagai berikut.
a. Merupakan bagian integral dan esensial tiap sel dan
dibutuhkan untuk pertumbuhan sel.
b. Dalam sel kalium membantu banyak reaksi biokimia seperti
pelepasan energi dari makanan, sintesis glikogen dan protein.
c. Mengatur tekanan osmotik dalam sel dan mengontrol
distribusi air antara cairan intraseluler dan ekstraseluler.
d. Menjaga keseimbangan asam-basa.
e. Dibutuhkan untuk mengantarkan gelombang saraf untuk
membuat gerakan otot lebih terkontrol juga membantu untuk memperlebar pembuluh
darah ketika berolahraga sehingga memperlancar aliran darah untuk membuang
panas lebih cepat
f. Ikut dalam pelepasan insulin dari pankreas.
g. Bersama magnesium (Mg2+) penting dalam relaksasi otot
yang merupakan lawan dari stimulasi otot oleh Ca2+.
h. Rasio 1:1 antara Na/K dapat menjaga efek asupan natrium
yang tinggi.
Kadar Normal Kalium (K+) dalam tubuh : 3,5-5,5
mEq/lt.
(iii) Kalsium (Ca2+)
Kalsium atau disebut juga zat kapur adalah zat mineral yang
mempunyai fungsi dalam membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam
vitalitas otot pada tubuh, Bersama – sama dengan posfor berguna untuk
memperkuat tulang kontraksi otot dan mengatur detak jantung.
Fungsi Kalsium bagi tubuh :
·
Mengaktifkan
syaraf.
·
Melancarkan
peredaran darah.
·
Melenturkan
otot.
·
Menormalkan
tekanan darah.
·
Menyeimbangkan
keasama darah.
·
Menjaga
keseimbangan cairan tubuh.
·
Mengatasi
diabetes (mengaktifkan pankreas).
·
Membantu
mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi.
·
Mengatasi
kram, nyeri pinggang.
Kadar Kalsium dalam tubuh diatur oleh parathyroid dan
thyroid.
(iv) Magnisium (MG2+)
Magnesium merupakan kation terbanyak kedua di CIS.
Fungsi magnesium yang utama adalah melenturkan pembuluh
darah dan membantu menghilangkan timbunan lemak yang terjadi pada dinding
sebelah dalam dari pembuluh darah. Juga berfungsi sebagai zat yang membentuk
sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan haemoglobin
Fungsi Magnesium lainnya yaitu :
- Membantu relaksasi otot
- Membantu transmisi sinyal syaraf
- Memproduksi dan mendistribusi energi
- Berperan penting dalam sintesa protein
- Sebagai Co Faktor membantu enzim yang merupakan katalisator lebih dari 300 reaksi biokimia termasuk mengatur suhu tubuh manusia
- Membantu relaksasi otot
- Membantu transmisi sinyal syaraf
- Memproduksi dan mendistribusi energi
- Berperan penting dalam sintesa protein
- Sebagai Co Faktor membantu enzim yang merupakan katalisator lebih dari 300 reaksi biokimia termasuk mengatur suhu tubuh manusia
Kadar normal Magnesium dalam tubuh : 1,5-2,5 mEq/lt
b) ANION, merupakan ion-ion yang membentuk muatan negatif
dalam larutan.
Di dalam tubuh yang termasuk elektrolit anion ialah :
1.
i.
Clorida (Cl-)
Ion Cl merupakan anion yang paling banyak terdapat dalam
cairan ektraseluler (CES). Di dalam tubuh terdapat sekitar 0,15 persen ( 1,9
gram per kg berat badan). Cairan cerebrospinal dan lambung mengandung Cl lebih
banyak. Otot dan syaraf kandungannya rendah. Ion Cl juga terdapat pada CIS
walupun jumlahnya tak sebanyak pada CES.
Fungsi khlorida bagi tubuh adalah sebagai berikut.
a. Memainkan peranan penting dalam regulasi tekanan
osmotik, keseimbangan air, dan keseimbangan asam-basa.
b. Dibutuhkan untuk produksi asam HCl di lambung; asam ini
penting untuk penyerapan vitamin B12 dan Fe, untuk mengaktifkan enzim yang
memecah pati (karbohidrat), serta untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme yang
masuk lambung bersama-sama dengan makanan dan minuman.
Kandungan Clorida normal dalam tubuh : 95-105 Eq/lt
(ii) Bicarbonat (HCO3-)
Bicarbonat teradapat pada CIS dan CES.
Fungsi Bicarbonat bagi tubuh yaitu :
·
Sebagai
buffer
(iii) Fosfat
Dalam kimia, sebuah fosfat adalah sebuah ion poliatomik
atau radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen.
Fosfat merupakan anion buffer pada CIS dan CES.
Fungsi Fosfat dalam tubuh sebagai :
·
peningkat
kegiatan neuromuskuler.
·
Metababolisme
Karbohidrat
·
Buffer
dalam darah dan cairan tubuh.
Jelaskan tentang Hiperkalemia, Hipokalemia, Hipernatrema
dan Hiponatrema !
v
Hiperkalemia
Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi) adalah suatu
keadaan dimana konsentrasi kalium darah lebih dari 5 mEq/L darah.
Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi adalah lebih
berbahaya daripada konsentrasi kalium yang rendah. Konsentrasi kalium darah yang
lebih dari 5.5 mEq/L akan mempengaruhi sistem konduksi listrik jantung. Bila
konsentrasi yang tinggi ini terus berlanjut, irama jantung menjadi tidak normal
dan jantung akan berhenti berdenyut.
PENYEBAB
Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan
kalium dengan baik. Mungkin penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah
penggunaan obat yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal, seperti
triamterene, spironolactone dan ACE inhibitor.
Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison,
dimana kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang
pembuangan kalium oleh ginjal dalam jumlah cukup. Penyakit Addison dan
penderita AIDS yang mengalami kelainan kelenjar adrenal semakin sering
menyebabkan hiperkalemia.
Gagal ginjal komplit maupun sebagian, bisa menyebabkan
hiperkalemia berat. Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk
biasanya harus menghindari makanan yang kaya akan kalium.
Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi akibat sejumlah besar
kalium secara tiba-tiba dilepaskan dari cadangannnya di dalam sel.
Hal ini bisa terjadi bila:
- sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas)
- terjadi luka bakar hebat
- overdosis kokain.
Hal ini bisa terjadi bila:
- sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas)
- terjadi luka bakar hebat
- overdosis kokain.
Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa
melampaui kemampuan ginjal untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia
yang bisa berakibat fatal.
GEJALA
Hiperkalemia ringan menyebabkan sedikit gejala. Gejalanya
berupa irama jantung yang tidak teratur, yang berupa palpitasi (jantung
berdebar keras). Penderita merasa sesak napas. Gejala ini timbul pada kadar
kalium > 7 mEq/liter atau kenaikan yang terjadi dalam waktu cepat.
DIAGNOSA
DIAGNOSA
Biasanya hiperkalemia pertama kali terdiagnosis pada
pemeriksaan darah rutin atau karena ditemukannya perubahan pada pemeriksaan
EKG.
PENGOBATAN
PENGOBATAN
Pengobatan harus segera dilakukan jika kalium meningkat
diatas 5 mEq/L pada seseorang dengan fungsi ginjal yang buruk atau diatas 6
mEq/L pada seseorang dengan fungsi ginjal yang normal.
Kalium bisa dibuang dari tubuh melalui saluran pencernaan
atau ginjal ataupun melalui dialisa. Kalium dapat dibuang dengan merangsang
terjadinya diare dan dengan menelan sediaan yang mengandung resin pengisap
kalium. Resin ini tidak diserap di saluran pencernaan, sehingga kalium keluar
dari tubuh melalui tinja. Bila ginjal berfungsi dengan baik, diberikan obat
diuretik untuk meningkatkan pengeluaran kalium.
Jika diperlukan pengobatan segera, dapat diberikan larutan
intravena yang terdiri dari kalsium, glukosa atau insulin.
Kalsium membantu melindungi jantung dari efek kalium konsentrasi tinggi, meskipun efek ini hanya berlangsung beberapa menit saja.
Glukosa dan insulin memindahkan kalium dari darah ke dalam sel, sehingga menurunkan konsentrasi kalium darah. Jika pengobatan ini gagal atau jika terjadi gagal ginjal, mungkin perlu dilakukan dialisa.
Kalsium membantu melindungi jantung dari efek kalium konsentrasi tinggi, meskipun efek ini hanya berlangsung beberapa menit saja.
Glukosa dan insulin memindahkan kalium dari darah ke dalam sel, sehingga menurunkan konsentrasi kalium darah. Jika pengobatan ini gagal atau jika terjadi gagal ginjal, mungkin perlu dilakukan dialisa.
v
Hipokalemia
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah
suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L
darah.
PENYEBAB
Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik.
Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar).
Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar).
Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang
karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari. Kalium bisa hilang
lewat air kemih karena beberapa alasan.
Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik
tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah
yang berlebihan.
Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan
sejumlah besar hormon kostikosteroid termasuk aldosteron.
Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar.
Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar.
Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak
pada orang-orang yang mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah
tembakau tertentu. Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma
Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal bawaan dimana mekanisme ginjal untuk
menahan kalium terganggu.
Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma
(albuterol, terbutalin dan teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam
sel dan mengakibatkan hipokalemia. Tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang
menjadi penyebab tunggal terjadinya hipokalemia.
GEJALA
GEJALA
Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama
sekali.
Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah)
bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan.
Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita
penyakit jantung.
DIAGNOSA
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah
dan gejala-gejalanya.
PENGOBATAN
PENGOBATAN
Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam
kalium (kalium klorida) per-oral.
Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga
diberikan dalam dosis kecil, beberapa kali sehari.
Sebagian besar orang yang mengkonsumsi diuretik tidak
memerlukan tambahan kalium.
Tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang
dari konsentrasi kalium darah sehingga sediaan obat dapat diubah bilamana
perlu.
Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara
intravena.
Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan biasanya hanya dilakukan di rumah sakit, untuk menghindari kenaikan kadar kalium yang terlalu tinggi.
Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan biasanya hanya dilakukan di rumah sakit, untuk menghindari kenaikan kadar kalium yang terlalu tinggi.
v
Hipernatremia
Hipernatremia (kadar natrium darah yang tinggi) adalah
suatu keadaan dimana kadar natrium dalam darah lebih dari 145 mEq/L darah.
PENYEBAB
Pada hipernatremia, tubuh mengandung terlalu sedikit air
dibandingkan dengan jumlah natrium. Konsentrasi natrium darah biasanya
meningkat secara tidak normal jika kehilangan cairan melampaui kehilangan
natrium, yang biasanya terjadi jika minum terlalu sedikit air.
Konsentrasi natrium darah yang tinggi secara tidak langsung
menunjukkan bahwa seseorang tidak merasakan haus meskipun seharusnya dia haus,
atau dia haus tetapi tidak dapat memperoleh air yang cukup untuk minum.
Hipernatremia juga terjadi pada seseorang dengan:
- fungsi ginjal yang abnormal
- diare
- muntah
- demam
- keringat yang berlebihan.
- fungsi ginjal yang abnormal
- diare
- muntah
- demam
- keringat yang berlebihan.
Hipernatremia paling sering terjadi pada usia lanjut.
Pada orang tua biasanya rasa haus lebih lambat terbentuk dan tidak begitu kuat dibandingkan dengan anak muda.
Pada orang tua biasanya rasa haus lebih lambat terbentuk dan tidak begitu kuat dibandingkan dengan anak muda.
Usia lanjut yang hanya mampu berbaring di tempat tidur saja
atau yang mengalami demensia (pilkun), mungkin tidak mampu
untuk mendapatkan cukup air walaupun saraf-saraf hausnya masih berfungsi.
Selain itu, pada usia lanjut, kemampuan ginjal untuk memekatkan air kemih mulai
berkurang, sehingga tidak dapat menahan air dengan baik.
Orang tua yang minum diuretik, yang memaksa ginjal
mengeluarkan lebih banyak air, memiliki resiko untuk menderita hipernatremia,
terutama jika cuaca panas atau jika mereka sakit dan tidak minum cukup air.
Hipernatemia selalu merupakan keadaan yang serius, terutama
pada orang tua.
Hampir separuh dari seluruh orang tua yang dirawat di rumah
sakit karena hipernatremia meninggal. Tingginya angka kematian ini
mungkin karena penderita juga memiliki penyakit berat yang memungkinkan
terjadinya hipernatremia.
Hipernatremia dapat juga terjadi akibat ginjal mengeluarkan
terlalu banyak air, seperti yang terjadi pada penyakit diabetes
insipidus.
Kelenjar hipofisa mengeluarkan terlalu sedikit hormonantidiuretik (hormon antidiuretik menyebabkan ginjal menahan air) atau ginjal tidak memberikan respon yang semestinya terhadap hormon. Penderita diabetes insipidus jarang mengalami hiponatremia jika mereka memiliki rasa haus yang normal dan minum cukup air.
Kelenjar hipofisa mengeluarkan terlalu sedikit hormonantidiuretik (hormon antidiuretik menyebabkan ginjal menahan air) atau ginjal tidak memberikan respon yang semestinya terhadap hormon. Penderita diabetes insipidus jarang mengalami hiponatremia jika mereka memiliki rasa haus yang normal dan minum cukup air.
Penyebab utama dari hipernatremi:
·
Cedera
kepala atau pembedahan saraf yang melibatkan kelenjar hipofisa
·
Gangguan
dari elektrolit lainnya (hiperkalsemiadan hipokalemia)
·
Penggunaan
obat (lithium, demeclocycline, diuretik)
·
Kehilangan
cairan yang berlebihan (diare, muntah, demam, keringat berlebihan)
·
Penyakit
sel sabit
·
Diabetes
insipidus.
GEJALA
Gejala utama dari hipernatremia merupakan akibat dari
kerusakan otak.
Hipernatremia yang berat dapat menyebabkan:
·
kebingungan
·
kejang
otot
·
kejang
seluruh tubuh
·
koma
·
kematian.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah
dan gejala-gejalanya.
PENGOBATAN
Hipernatremia diobati dengan pemberian cairan.
Pada semua kasus terutama kasus ringan, cairan diberikan
secara intravena (melalui infus).
Untuk membantu mengetahui apakah pembelian cairan telah
mencukupi, dilakukan pemeriksaan darah setiap beberapa jam.
Konsentrasi natrium darah diturunkan secara perlahan,
karena perbaikan yang terlalu cepat bisa menyebabkan kerusakan otak yang
menetap.
Pemeriksaan darah atau air kemih tambahan dilakukan untuk
mengetahui penyebab tingginya konsentrasi natrium.
Jika penyebabnya telah ditemukan, bisa diobati secara lebih spesifik.
Misalnya untuk diabetes insipidus diberikan hormon antidiuretikvasopresin). (
Jika penyebabnya telah ditemukan, bisa diobati secara lebih spesifik.
Misalnya untuk diabetes insipidus diberikan hormon antidiuretikvasopresin). (
v
Hiponatremia
Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah
konsentrasi natrium yang lebih kecil dari 136 mEq/L darah.
PENYEBAB
PENYEBAB
Konsentrasi natrium darah menurun jika natrium telah
dilarutkan oleh terlalu banyaknya air dalam tubuh. Pengenceran natrium bisa
terjadi pada orang yang minum air dalam jumlah yang sangat banyak (seperti yang
kadang terjadi pada kelainan psikis tertentu) dan pada penderita yang dirawat
di rumah sakit, yang menerima sejumlah besar cairan intravena. Jumlah cairan yang
masuk melebihi kemampuan ginjal untuk membuang kelebihannya.
Asupan cairan dalam jumlah yang lebih sedikit (kadang
sebanyak 1L/hari), bisa menyebabkan hiponatremia pada orang-orang yang
ginjalnya tidak berfungsi dengan baik, misalnya pada gagal ginjal.
Hiponatremia juga sering terjadi pada penderita gagal
jantung dan sirosis hati, dimana volume darah meningkat. Pada keadaan tersebut,
kenaikan volume darah menyebabkan pengenceran natrium, meskipun jumlah natrium
total dalam tubuh biasanya meningkat juga.
Hiponatremia terjadi pada orang-orang yang kelenjar
adrenalnya tidak berfungsi (penyakit Addison), dimana natrium dikeluarkan dalam
jumlah yang sangat banyak. Pembuangan natrium ke dalam air kemih disebabkan
oleh kekurangan hormon aldosteron.
Penderita Syndrome of Inappropriate Secretion of
Antidiuretik Hormone (SIADH) memiliki konsentrasi natrium yang rendah karena
kelenjar hipofisa di dasar otak mengeluarkan terlalu banyak hormon
antidiuretik.
Hormon antidiuretik menyebabkan tubuh menahan air dan
melarutkan sejumlah natrium dalam darah.
Penyebab SIADH:
Penyebab SIADH:
1. Meningitis dan ensefalitis
2. Tumor otak
3. Psikosa
4. Penyakit paru-paru (termasuk pneumonia dan kegagalan
pernafasan akut)
5. Kanker (terutama kanker paru dan pankreas)
6. Obat-obatan:
·
chlorpropamide
(obat yang menurunkan kadar gula darah)
·
Carbamazepine
(obat anti kejang)
·
Vincristine
(obat anti kanker)
·
Clofibrate
(obat yang menurunkan kadar kolesterol)
·
Obat-obat
anti psikosa
·
Aspirin,
ibuprofen dan analgetik lainnya yang dijual bebas
·
Vasopressin
dan oxytocin (hormon antidiuretik buatan).
GEJALA
Beratnya gejala sebagian ditentukan oleh kecepatan
menurunnya kadar natrium darah. Jika kadar natrium menurun secara perlahan,
gejala cenderung tidak parah dan tidak muncul sampai kadar natrium benar-benar
rendah. Jika kadar natrium menurun dengan cepat, gejala yang timbul lebih parah
dan meskipun penurunannya sedikit, tetapi gejala cenderung timbul.
Otak sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi natrium
darah. Karena itu gejala awal dari hiponatremia adalah letargi (keadaan
kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi
segera tertidur kembali).
Sejalan dengan makin memburuknya hiponatremia, otot-otot
menjadi kaku dan bisa terjadi kejang.
Pada kasus yang sangat berat, akan diikuti dengan stupor (penurunan kesadaran sebagian) dan koma.
Pada kasus yang sangat berat, akan diikuti dengan stupor (penurunan kesadaran sebagian) dan koma.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah
dan gejala-gejalanya.
PENGOBATAN
Hiponatremia berat merupakan keadaan darurat yang
memerlukan pengobatan segera.
Cairan intravena diberikan untuk meningkatkan konsentrasi
natrium darah secara perlahan.
Kenaikan konsentrasi yang terlalu cepat bisa mengakibatkan kerusakan otak yang menetap.
Kenaikan konsentrasi yang terlalu cepat bisa mengakibatkan kerusakan otak yang menetap.
Asupan cairan diawasi dibatasi dan penyebab hiponatremia
diatasi.
Jika keadaannya memburuk atau tidak menunjukkan perbaikan setelah dilakukannya pembatasan asupan cairan, maka pada SIADH diberikan demeclocycline atau diuretik thiazide untuk mengurangi efek hormon antidiuretik terhadap ginjal
Jika keadaannya memburuk atau tidak menunjukkan perbaikan setelah dilakukannya pembatasan asupan cairan, maka pada SIADH diberikan demeclocycline atau diuretik thiazide untuk mengurangi efek hormon antidiuretik terhadap ginjal
0 comments
Post a Comment