WHO
memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru PMS (penyakit
menular seksual) di negara berkembang seperti di Afrika, Asia, Asia Tenggara,
dan Amerika Latin. Di negara industri prevalensinya sudah dapat diturunkan,
namun di negara berkembang prevalensi gonore menempati tempat teratas dari
semua jenis PMS. Dalam kaitannya dengan infeksi HIV/AIDS, United States Bureau
of Census pada 1995 mengemukakan bahwa di daerah yang tinggi prevalensi
PMS-nya, ternyata tinggi pula prevalensi HIV/AIDS dan banyak ditemukan perilaku
seksual berisiko tinggi. Kelompok seksual berperilaku berisiko tinggi antara
lain commercial sex workers (CSWs). Berdasarkan jenis kelaminnya, CSWs
digolongkan menjadi female commercial sexual workers (FCSWs) ‘wanita penjaja
seks’ (WPS) dan male commercial sexuall workers (MCSWs).10
Gonore
merupakan penyakit yang mempunyai insiden yang tinggi di antara penyakit
menular seksual lainnya. Pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena
sebagian disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang telah
resisiten terhadap penisilin dan disebut Penicilinase Producing
Neisseria gonorrhoeae.4,10
Di
Indonesia, infeksi gonore menempati urutan yang tertinggi dari semua jenis PMS.
Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap WPS menunjukkan
bahwa prevalensi gonore berkisar antara 7,4%–50%..10
Neisseria
gonorrhoeae adalah kuman gram negatif bentuk diplokokus yang
merupakan penyebab infeksi saluran urogenitalis. Kuman ini bersifat fastidious
dan untuk tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan tetapi, ia juga
rentan terhadap kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat bertahan hidup
lama di luar host-nya. Penularan umumnya terjadi secara kontak seksual dan masa
inkubasi terjadi sekitar 2–5 hari.1,10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA INFEKSI GONORRHEA
Definisi
Gonore merupakan
penyakit kelamin yang bersifat akut yang pada permulaan keluar nanah dari
orifisium uretra eksternum sesudah melakukan hubungan kelamin. Gonore juga
merupakan infeksi menular seksual tertua yang pernah dilaporkan dalam
berbagai literatur. 1,2,3,4
Etiologi 1,2,4,5,6,9
Penyebab gonore adalah
kuman gonokokus yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan baru diumumkan
pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4
spesies yaitu
1. Neisseria
gonorrhoeae
2. Neisseria
meningitides
3. Neisseria
pharyngis
4. Neisseria
catarrhalis
N.gonorrhoeaea dan N.meningitidis bersifat
pathogen sedangkan yang dua lainnya bersifat komensalisme.
Neisseria merupakan
cocus gram negatif yang biasanya berpasangan. Secara
umum ciri-ciri neisseriae adalah bakteri gram negatif, diplokokus non motil,
berdiameter mendekati 0,8 μm. Masing-masing cocci berbentuk ginjal; ketika
organisme berpasangan sisi yang cekung akan berdekatan.Bakteri
ini adalah patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di dalam
sel polimorfonuklear. Pada gonococci memiliki 70% DNA homolog, tidak memiliki
kapsul polisakarida, memiliki plasmid. Gonococci paling baik tumbuh pada media
yang mengandung substansi organik yang kompleks seperti darah yang dipanaskan,
hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung 5% CO2. Gonococci
hanya memfermentasi glukosa dan berbeda dari neisseriae lain. Gonococcus
biasanya menghasilkan koloni yang lebih kecil dibandingkan neisseria lain.
Patogenesis 1,3,5,6
Gonococci
menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria, mata, rektum dan
tenggorokan, menghasilkan nanah akut yang mengarah ke invasi jaringan; hal yang
diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi
peradangan uretra, nanah berwarna kuning dan kental, disertai rasa sakit ketika
kencing. Infeksi urethral pada pria dapat menjadi penyakit tanpa gejala. Pada
wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar ke urethra dan
vagina, meningkatkan sekresi cairan mukopurulen. Ini dapat berkembang ke tuba
uterina, menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba.
Bakterimia
yang disebabkan oleh gonococci mengarah pada lesi kulit (terutama Papula dan
Pustula yang hemoragis) yang terdapat pada tangan, lengan, kaki dan
tenosynovitis dan arthritis bernanah yang biasanya terjadi pada lutut,
pergelangan kaki dan tangan. Endocarditis yang disebabkan oleh gonococci kurang
dikenal namun merupakan infeksi yang cukup parah. Gonococci kadang dapat
menyebabkan meningitis dan infeksi pada mata orang dewasa; penyakit tersebut
memiliki manisfestasi yang sama dengan yang disebabkan oleh meningococci.
Gonococci
yang menyebabkan infeksi lokal sering peka terhadap serum tetapi relatif
resisten terhadap obat antimikroba. Sebaliknya, gonococci yang masuk ke dalam
aliran darah dan menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya resisten terhadap
serum tetapi peka terhadap penisilin dan obat antimikroba lainnya serta berasal
dari auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin, dan urasil untuk
pertumbuhannya
Gejala Klinis 1,5,6,7,8
Masa tunas sangat
singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama
dan hal ini disebabkan karena penderita telah mengobati sendiri tetapi dengan
dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak diperhatikan oleh
penderita.
Gejala dan tanda pada
pasien laki-laki dapat muncul 2 hari setelah pajanan dan mulai dengan
uretritis, diikuti oleh secret purulen, disuria dan sering berkemih serta
malese. Sebagian besar laki-laki akan memperlihatkan gejala dalam 2 minggu setelah
inokulasi oleh organisme ini. Pada beberapa kasus laki-laki akan segera berobat
karena gejala yang mengganggu.
Pada perempuan, gejala
dan tanda timbul dalam 7-21 hari, dimulai dengan sekret vagina. Pada
pemeriksaan, serviks yang terinfeksi tampak edematosa dan rapuh dengan drainase
mukopurulen dari ostium. Perempuan yang sedikit atau tidak memperlihatkan
gejala menjadi sumber utama penyebaran infeksi dan beresiko mengalami penyulit.
Apabila tidak diobati maka tanda-tanda infeksi meluas biasanya mulai timbul
dalam 10-14 hari. Tempat penyebaran tersering pada perempuan adalah pada uretra
dengan gejala uretritis, disuria, dan sering berkemih. Pada kelenjar bartholin
dan skene menyebabkan pembengkakan dan nyeri. Infeksi yang menyebar ke daerah
endometrium dan tuba falopii menyebabkan perdarahan abnormal vagina, nyeri
panggul dan abdomen dan gejala-gejala PID progresif apabila tidak diobati.
Infeksi ekstragenital
yang bersifat primer atau sekunder lebih sering ditemukan karena perubahan
perilaku seks. Infeksi gonore di faring sering asimtomatik tetapi dapat juga
menyebabkan faringitis dengan eksudat mukopurulen, demam, dan limfadenopati
leher. Infeksi gonore pada perianus biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman dan
gatal ringan atau menimbulkan ekskoriasi dan nyeri perianus serta sekret
mukopurulen yang melapisi tinja dan dinding rektum.
Secara
umum gejala yang biasanya
timbul adalah sebagai berikut:
» Keluarnya
cairan hijau kekuningan dari vagina
» Demam
» Muntah-muntah
» Rasa
gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar, umumnya terjadi
pada wanita dan homoseksual yang melakukan anal seks dengan pasangan yang
terinfeksi
» Rasa
sakit pada sendi
» Munculnya
ruam pada telapak tangan
» Sakit
pada tenggorokan (pada orang yang melakukan oral seks dengan pasangan yang
terinfeksi)
Pada Pria
1. Uretritis
Yang
paling sering dijumpai adalah uretritis anterior akut dan dapat menjalar ke
proksimal selanjutnya mengakibatkan komplikasi
lokal, asendens dan diseminata. Keluhan subjektif berupa rasa gatal dan panas
di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, kemudian
disuria, polakisurua, keluar duh tubuh dari ujung uretra yang terkadang
disertai darah dan perasaan nyeri saat ereksi.
2. Tysonitis
Infeksi
biasanya terjadi pada penderita dengan preputium yang sangat panjang dan
kebersihan yang kurang baik. Diagnosis dibuat jika ditemukan butir pus atau
pembengkakan pada daerah frenulum yang nyeri tekan. Bila duktus tertutup akan
timbul abses dan merupakan sumber infeksi laten.
Tysonitis
3. Prostatitis
Prostatitis
ditandai dengan perasaan tidak enak pada daerah perineum dan suprapubis,
malese, demam, nyeri kencing sampai hematuri, spasme otot uretra sehingga
terjadi retensi urin, tenesmus ani, sulit buang air besar dan obstipasi. Bila
prostatitis menjadi kronik gejalanya ringan dan intermiten, tetapi
kadang-kadang menetap. Terasa tidak enak pada perineum bagian dalam dan rasa
tidak enak bila duduk terlalu lama.
Pada Wanita
1. Uretritis
Gejala
utama ialah disuria terkadang poliuria. Pada pemeriksaan, orifisium uretra
eksternum tampak merah, edematosa dan terdapat sekret mukopurulen.
2. Bartholinitis
Labium
mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah, dan
nyeri tekan. Kelenjar bartholin membengkak, terasa nyeri sekali bila penderita
berjalan dan penderita sukar duduk. Bila saluran kelenjar tersumbat dapat timbul abses dan
dapat pecah melalui mukosa atau kulit. Kalau tidak diobati dapat menjadi
rekuren atau menjadi kista.
Bartholinitis
Komplikasi 5,6
Apabila gonorrhea
tidak diobati, bakteri dapat menyebar ke aliran darah dan mengenai sendi, katup
jantung atau otak. Konsekuensi yang paling umum dari gonorrhea adalah Pelvic
Inflammatory Disease (PID), yaitu infeksi serius pada organ reproduksi wanita, yang
dapat menyebabkan infertilitas. Selain itu, kerusakan yang terjadi dapat
menghambat perjalanan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim. Apabila ini
terjadi, sebagai akibatnya sel telur ini berkembang biak di dalam saluran
falopii atau yang disebut kehamilan di luar kandungan, suatu hal yang dapat
mengancam nyawa sang ibu apabila tidak terdeteksi secara dini.
Seorang
wanita yang terinfeksi dapat menularkan penyakitnya kepada bayinya ketika sang
bayi melalui jalan lahir. Pada kebanyakan kasus dimana Ibu mengidap gonorrhea,
mata bayi ditetesi obat untuk mencegah infeksi gonococcus yang dapat
menyebabkan kebutaan. Karena adanya resiko infeksi Ibu dan bayi, biasanya
dokter menyarankan agar ibu hamil menjalani tes gonorrhea setidaknya sekali
selama kehamilannya. Sedangkan pada pria, apabila tidak ditangani secara serius
gonorrhea dapat menyebabkan impotensi.
Diagnosis 1
Diagnosis ditegakkan
atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang terdiri
dari beberapa tahapan yaitu :
a. Sediaan langsung
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan
gonokokus gram negatif. Bahan duh diambil di daerah fosa navicularis pada pria
sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar bartholin, serviks
dan rektum.
b. Kultur.
Identifikasi perlu dilakukan dengan dua macam media yang
dapat digunakan yaitu media transport seperti Media
Stuart dan Media
Transgrow. Kemudian Media pertumbuhan seperti Media Mc Leod’s chocolate agar, Media Thayer
Martin dan Media Modified
Thayer Martin Agar .
c. Tes Definitif
1. Tes oksidasi, semua Neisseria member
hasil positif dengan perubahan warna koloni yang semula bening berubah menjadi
merah muda sampai merah lembayung.
2. Tes Fermentasi. Tes oksidasi positif
dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa.
d. Tes Beta Laktamase
Pemeriksaan beta laktamase dengan menggunakan cefinase TM
disc. BBL 961192 yang mengandung chromogenic cephalosporin, akan menyebabkan
perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta
laktamase.
e. Tes Thomson
Tes ini berguna untuk mengetahui sampai di mana infeksi
sudah berlangsung. Tes ini memerlukan syarat yaitu :
1. Sebaiknya dilakukan setelah bangun
pagi.
2. Urin dibagi dalam dua gelas.
3. Tidak boleh menahan kencing dari
gelas I ke gelas II.
Pengobatan 1,5,6
Pada semua tipe
gonorrhea, pengobatan harus dilakukan dengan tindak lanjut yang berulang,
termasuk pembiakan dari tempat yang terkena. Karena penyakit-penyakit yang
ditularkan secara seksual lainnya dapat diperoleh pada saat yang sama,
langkah-langkah diagnostic yang cocok juga harus dilakukan.
Karena penggunaan
penicillin yang sudah meluas, resistensi gonococci terhadap penicillin juga
meningkat, namun karena seleksi dari kromosom yang bermutasi, maka banyak
strain membutuhkan penicillin G dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat
pertumbuhan gonococci tersebut (MIC ≥ 2μg/mL). N.
Gonorrhea yang memproduksi penicillinase (PPNG, Penicillinase Producing N. gonorrhea)
juga meningkat secara meluas. Resistensi terhadap tetracycline (MIC ≥ 2μg/mL)
secara kromosomal sering ditemui, dengan 40% atau lebih gonococci yang resisten
pada tingkat ini. Tingkat resistensi yang tinggi terhadap tetracycline (MIC ≥
32μg/mL) juga terjadi. Resistensi terhadap spectinomycin seperti halnya
resistensi terhadap antimikroba lain Pelayanan Kesehatan Masyarakat AS
merekomendasikan untuk mengobati infeksi genital yang bukan komplikasi dengan
ceftriaxone 125mg secara intramuskular dengan dosis sekali pakai. Terapi
tambahan dengan doxycycline 100mg 2 kali sehari selama 7 hari(per oral)
direkomendasikan untuk infeksi concomitant chlamydia; erythromycin 500mg 4x
sehari selama 7 hari (per oral) sebagai pengganti doxycycline bagi wanita
hamil. Modifikasi dari terapi-terapi ini direkomendasikan untuk jenis infeksi N. gonorrhea yang
lain.
Penggunaan
sefalosporin generasi ke-3 dalam hal ini seperti seftriakson cukup efektif
dengan dosis 250 mg i.m dan
sefoperazon dengan dosis 0,5 sam 1 gram secara i.m.
Dari golongan kuinolon
obat yang menjadi pilihan adalah ofloksazin 400 mg, siprofloksazin 250-500 mg
dan norfloksasin 800 mg secara oral.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Penyakit gonore
merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
kuman Neisseria gonorrhoeae. Di Indonesia, infeksi gonore
menempati urutan yang tertinggi dari semua jenis PMS (penyakit menular seksual.
Karena
gonorrhea ini sangat menular namun seringkali tidak menampakkan gejala-gejala
khusus. Seseorang yang pernah melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu
pasangan sebaiknya memeriksakan dirinya dengan teratur.
Penggunaan
kondom dapat mencegah penularan. Selain itu perlu terus waspada, karena sekali
seseorang terinfeksi, tidak berarti selanjutnya ia menjadi kebal atau imun.
Banyak orang terserang gonorrhea ini lebih dari sekali.
Pencegahan
jauh lebih baik dan lebih mudah dibandingkan dengan pengobatan. Perlu di tinjau
kembali perilaku seksual sekarang, dan segera meninggalkan perilaku seks yang beresiko dan tidak
bertanggung jawab. Hindarilah berganti pasangan. Kemudian bersikap setia
terhadap pasangan juga merupakan tindakan yang baik untuk pencegahan penyakit
ini
0 comments
Post a Comment