Laboratorium sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penting dalam
diagnosis invitro. Setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan
laboratorium diperlukan, yaitu : skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas
penyakit, monitor pengobatan dan prognosis penyakit. Oleh karena itu setiap
laboratorium harus dapat memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan
tepat.
Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian.
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen.
PERSIAPAN PASIEN
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik.
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel fisik pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan ritme biologis pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel.
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik.
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel fisik pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan ritme biologis pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel.
PERSIAPAN PENGUMPULAN SPESIMEN
Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Jenisnya sesuai
jenis pemeriksaan
- Volume mencukupi
- Kondisi baik :
tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, tidak berubah
bentuk, steril (untuk kultur kuman)
- Pemakaian
antikoagulan atau pengawet tepat
- Ditampung dalam
wadah yang memenuhi syarat
- Identitas benar
sesuai dengan data pasien
Sebelum
pengambilan spesimen, periksa form permintaan laboratorium. Identitas pasien
harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis, dsb)
disertai diagnosis atau keterangan klinis. Periksa apakah identitas telah
ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang akan diambil spesimen.
Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa. Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, minum alkohol, merokok, dsb. Catat apabila pasien telah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol, pasca transfusi, dsb. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil laboratorium.
Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa. Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, minum alkohol, merokok, dsb. Catat apabila pasien telah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol, pasca transfusi, dsb. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil laboratorium.
1. Peralatan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- bersih, kering
- tidak mengandung
deterjen atau bahan kimia
- terbuat dari
bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
- sekali pakai
buang (disposable)
- steril (terutama
untuk kultur kuman)
- tidak
retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan volume
spesimen
2. Antikoagulan
Antikoagulan
adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Jenis
antikoagulan yang dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang
diminta. Volume darah yang ditambahkan juga harus tepat.
3. Pemilihan Lokasi Pengambilan Spesimen
Tentukan
lokasi pengambilan spesimen sesuai dengan jenis spesimen yang diperlukan,
seperti :
- Darah
vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena cephalic, atau
vena basilic). Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau transfusi,
bekas luka, hematoma, oedema, canula, fistula
- Darah
arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan), arteri
brachialis (lengan), atau arteri femoralis (lipat paha).
- Darah
kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis tangan
bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada bayi.
Tempat yang dipilih untuk pengambilan tidak boleh memperlihatkan gangguan
peredaran darah seperti sianosis atau pucat.
- Spesimen
untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang sedang mengalami
infeksi, kecuali darah dan cairan otak.
4. Waktu Pengambilan
Penentuan
waktu pengambilan spesimen penting untuk diperhatikan.
- Umumnya
pengambilan dilakukan pada waktu pagi (ideal)
- Spesimen
untuk kultur kuman diambil sebelum pemberian antibiotik
- Spesimen
untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air yang terakhir
- Spesimen
untuk malaria diambil pada waktu demam
- Spesimen
untuk mikrofilaria diambil pada tengah malam
- Spesimen
dahak untuk pemeriksaan BTA diambil pagi hari setelah bangun tidur
- Spesimen
darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi hari dan setelah
puasa 10-12 jam
PENGAMBILAN SPESIMEN
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :
- Tehnik
atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar
sesuai dengan standard
operating procedure (SOP)
yang ada.
- Cara
menampung spesimen dalam wadah/penampung.
- Seluruh
sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada yang
menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya infeksi.
- Wadah
harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk
mencegah spesimen tumpah.
- Memindahkan
spesimen darah dari syringe harus memperhatikan hal-hal seperti berikut :
- Darah
harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling.
- Lepaskan
jarum, alirkan darah lewat dinding tabung perlahan-lahan agar tidak
terjadi hemolisis.
- Untuk
pemeriksaan kultur kuman dan sensitivitas, pemindahan sampel ke dalam
media dilakukan dengan cara aseptik
- Pastikan
jenis antikoagulan dan volume darah yang ditambahkan tidak keliru.
- Homogenisasi
segera darah yang menggunakan antikoagulan dengan lembut perlahan-lahan.
Jangan mengkocok tabung keras-keras agar tidak hemolisis.
- Menampung
spesimen urin
- Sediakan
wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun, mudah
dibuka, mudah ditutup, dan bermulut lebar
- Sebaiknya
pasien diinstruksikan membuang urine yang mula-mula keluar sebelum
mengumpulkan urine untuk diperiksa.
- Untuk
mendapatkan specimen clean catch diperlukan cara pembersihan lebih
sempurna :
- Mulut uretra dibersihkan
dengan sabun dan kemudian membilasnya sampai bersih.
- Penderita wanita harus lebih
dulu membersihkan labia minora, lalu harus merenggangkannya pada waktu
kencing.
- Perempuan
yang sedang menstruasi atau yang mengeluarkan banyak secret vagina,
sebaiknya memasukkan tampon sebelum mengumpulkan specimen.
- Bagian
luar wadah urine harus dibilas dan dikeringkan setelah spesimen didapat
dan keterangan tentang pemeriksaan harus jelas dicantumkan.
- Menampung
spesimen tinja
- Sampel
tinja sebaiknya berasal dari defekasi spontan. Jika sangat diperlukan,
sampel tinja juga dapat diperoleh dari pemeriksaan colok dubur.
- Masukkan
sampel ke dalam wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh
bahan apapun, dapat ditutup rapat, dapat dibuka dengan mudah dan
bermulut lebar.
- Menampung
spesimen dahakPenting untuk mendapatkan sekret bronkial dan bukan ludah
atau sekret hidung.
- Sediakan
wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun, mudah
dibuka, mudah ditutup, dan bermulut lebar. Untuk pewarnaan BTA, jangan
gunakan wadah yang mengandung bercak lilin atau minyak, sebab zat ini
dapat dilihat sebagai bintik-bintik tahan asam dan dapat menyulitkan
penafsiran.
- Sebelum
pengambilan spesimen, penderita diminta berkumur dengan air, bila
mungkin gosok gigi terlebih dulu. Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas
dulu.
- Pada
saat pengambilan spesimen, penderita berdiri tegak atau duduk tegak
- Penderita
diminta untuk menarik nafas dalam 2 – 3 kali kemudian keluarkan nafas
bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali sampai dahak keluar.
- Dahak
yang dikeluarkan langsung ditampung dalam wadah dengan cara mendekatkan
wadah ke mulut.
- Amati
keadaan dahak. Dahak yang memenuhi syarat pemeriksaan akan tampak kental
purulen dengan volume cukup ( 3 – 5 ml )
- Tutup
wadah dengan rapat untuk menghindari kontaminasi dari udara dan
secepatnya dikirim ke laboratorium.
Sumber-sumber kesalahan pada pengambilan spesimen darah :
- Pemasangan
turniquet terlalu lama dapat menyebabkan :
- Protein
(termasuk enzim) , Ca2+, laktat , fosfat, dan Mg2+ meningkat
- pH
menurun, hemokonsentrasi
- PPT
dan APTT mungkin memendek karena pelepasan tromboplastin jaringan ke
dalam sirkulasi darah
- Pemompaan
menyebabkan kalium, laktat, glukosa, dan Mg2+ meningkat, sedangkan pH
menurun
- Pengambilan
darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat menyebabkan :
- trombosit
dan fibrinogen menurun; PPT dan APTT memanjang
- kalium,
LDH dan SGPT/ALT meningkat
- Pengambilan
darah pada jalur infus dapat menyebabkan :
- natrium
meningkat pada infus saline
- kalium
meningkat pada infus KCl
- glukosa
meningkat pada infus dextrose
- PPT,
APTT memanjang pada infus heparine.
- kreatinin,
fosfat, LDH, SGOT, SGPT, Hb, Hmt, lekosit, trombosit, eritrosit menurun
pada semua jenis infus
- Homogenisasi
darah dengan antikoagulan yang tidak sempurna atau keterlambatan homogenisasi
menyebabkan terbentuknya bekuan darah.
- Hemolisis
dapat menyebabkan peningkatan K+, Mg2+, fosfat, aminotransferase, LDH,
fosfatase asam total
IDENTIFIKASI SPESIMEN
Pemberian
identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan karena
merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi pengisian
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada wadah
spesimen. Keduanya harus cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya memuat
nama pasien, nomor ID atau nomor rekam medis serta tanggal pengambilan.
Kesalahan pemberian identitas dapat merugikan.
Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus pada label dan formulir permintaan laboratorium.
Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus pada label dan formulir permintaan laboratorium.
PENGIRIMAN SPESIMEN KE LABORATORIUM
Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke laboratorium.
Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke laboratorium.
- Sebelum
mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah memenuhi
persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan.
- Apabila
spesimen tidak memenuhi syarat agar diambil / dikirim ulang.
- Pengiriman
spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap.
Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah
sama.
- Secepatnya
spesimen dikirim ke laboratorium. Penundaan pengiriman spesimen ke
laboratorium dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 jam setelah pengambilan
spesimen. Penundaan terlalu lama akan menyebabkan perubahan fisik dan
kimiawi yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan, seperti :
- Penurunan
kadar natrium ( Na+ ), glukosa darah, angka lekosit, angka trombosit.
- Perubahan
morfologi sel darah pada pemeriksaan mikroskopik
- PPT
/ APTT memanjang.
- Peningkatan
kadar kalium ( K+ ), phosphate, LDH, SGPT.
- Lisisnya
sel pada sample LCS, transudat, eksudat.
- Perkembangbiakan
bakteri
- Penundaan
pengiriman sampel urine :
- Unsur-unsur
yang berbentuk dalam urine (sediment), terutama sel-sel eritrosit,
lekosit, sel epitel dan silinder mulai rusak dalam waktu 2 jam.
- Urat
dan fosfat yang semula larut akan mengendap, sehingga menyulitkan
pemeriksaan mikroskopik atas unsur-unsur lain.
- Bilirubin
dan urobilinogen teroksidasi bila berkepanjangan terkena sinar matahari.
- Bakteri-bakteri
akan berkembang biak yang akan menyebabkan terganggunya pemeriksaan
bakteriologis dan pH.
- Jamur
akan berkembang biak
- Kadar
glukosa mungkin menurun dan kalau semula ada, zat-zat keton dapat
menghilang.Apabila akan ditunda pengirimannya dalam waktu yang lama
spesimen harus disimpan dalam refrigerator/almari es pada suhu 2 – 8 oC
paling lama 8 jam.
- Pengiriman
sample sebaiknya menggunakan wadah khusus, misalnya berupa kotak atau tas
khusus yang tebuat dari bahan plastik, gabus (styro-foam) yang dapat
ditutup rapat dan mudah dibawa.
PENANGANAN SPESIMEN
- Identifikasi
dan registrasi spesimen
- Seluruh
spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius
- Patuhi
cara pengambilan spesimen dan pengisian tabung yang benar
- Gunakan
sentrifus yang terkalibrasi
- Segera
pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung lain, tempeli label
- Segera
distribusikan spesimen ke ruang pemeriksaan
PENYIMPANAN SPESIMEN
- Penyimpanan
spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan dikirim ke
laboratorium lain
- Lama
penyimpanan harus memperhatikan, jenis pemeriksaan, wadah dan
stabilitasnya
- Hindari
penyimpanan whole blood di refrigerator
- Sampel
yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa kali dan
terlarut sempurna. Hindari terjadinya busa.
- Simpan
sampel untuk keperluan pemeriksaan konfirmasi / pengulangan
- Menyimpan
spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu -20ºC, -70ºC
atau -120ºC jangan sampai terjadi beku ulang.
- Untuk
jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma atau serum, maka plasma
atau serum dipisahkan dulu baru kemudian disimpan.
- Memberi
bahan pengawet pada spesimen
- Menyimpan
formulir permintaan lab di tempat tersendiri
Waktu penyimpanan spesimen dan suhu yang disarankan :
- Kimia klinik : 1
minggu dalam referigerator
- Imunologi : 1
minggu dalam referigerator
- Hematologi : 2
hari pada suhu kamar
- Koagulasi : 1
hari dalam referigerator
- Toksikologi : 6
minggu dalam referigerator
- Blood grouping :
1 minggu dalam referigerator
Siapa yang Terlibat Dalam Proses Pra-Analitik?
Selalu
ada beberapa orang yang terlibat dalam proses pra-analitik, yaitu pasien,
dokter, paramedis/perawat, petugas layanan transportasi, analis dan dokter
laboratorium; mereka semua berbagi tanggung jawab terhadap mutu bahan spesimen
dan harus memahami pentingnya tahap pra-analtik, serta mengenali kemungkinan
penyebab kesalahan dan konsekuensi mereka untuk hasil pemeriksaan.
Komunikasi antara dokter, paramedis/perawat, petugas layanan transportasi, analis dan dokter laboratorium harus selalu ditingkatkan dalam bentuk komunikasi langsung, telepon, atau media lainnya. Lebih baik kalau laboratorium dapat membuat pedoman atau semacam SOP mengenai pengumpulan spesimen untuk penggunaan oleh bagian lain. Pedoman tersebut harus ditinjau ulang oleh supervisor laboratorium. Laboratorium juga perlu menetapkan prosedur untuk penanganan spesimen dan prosedur untuk manajemen spesimen (penerimaan atau penolakan spesimen).
Komunikasi antara dokter, paramedis/perawat, petugas layanan transportasi, analis dan dokter laboratorium harus selalu ditingkatkan dalam bentuk komunikasi langsung, telepon, atau media lainnya. Lebih baik kalau laboratorium dapat membuat pedoman atau semacam SOP mengenai pengumpulan spesimen untuk penggunaan oleh bagian lain. Pedoman tersebut harus ditinjau ulang oleh supervisor laboratorium. Laboratorium juga perlu menetapkan prosedur untuk penanganan spesimen dan prosedur untuk manajemen spesimen (penerimaan atau penolakan spesimen).
0 comments
Post a Comment