Thursday, May 8, 2014

Pemeriksaan Retikulosit


   II.         Metode            : Hitung retikulosit umumnya menggunakan metode pewarnaan supravital. Sampel darah dicampur dengan larutan brilliant cresyl blue (BCB) atau new methylene blue maka ribosome akan terlihat sebagai filamen berwarna biru. Jumlah retikulosit dihitung per 1000 eritrosit dan dinyatakan dalam %, jadi hasilnya dibagi 100.
 III.        Prinsip                : Setelah eritrosit muda kehilangan intinya, ada sedikit sisa RNA pada sel darah merah dan sel itu disebut retikulosit untuk mengetahui adanya RNA maka sel darah merah harus diperiksa pada saat masih hidup (vital) sehingga proses pengecetan ini disebut pengecatan supravital
 IV.        Tujuan                :
1.      Agar Mahasiswa bisa membuat apusan dengan baik
2.     Agar Mahasiswa mengetahui bentuk Retikulosit
3.     Agar Mahasiswa bisa menghitung jumlah Retikulosit dengan benar
   V.        Dasar Teori          : Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya masih mengandung sejumlah besar sisa-sisa ribosome dan RNA yang berasal dari sisa inti dari bentuk penuh pendahulunya. Ribosome mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna tertentu seperti brilliant cresyl blue atau new methylene blue untuk membentuk endapan granula atau filamen yang berwarna biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih hidup dan tidak difiksasi. Oleh karena itu disebut pewarnaan supravital.
Retikulosit paling muda (imatur) adalah yang mengandung ribosome terbanyak, sebaliknya retikulosit tertua hanya mempunyai beberapa titik ribosome. Pada pewarnaan Wright retikulosit tampak sebagai eritrosit yang berukuran lebih besar dan berwarna lebih biru daripada eritrosit. Retikulum terlihat sebagai bintik-bintik abnormal. Polikromatofilia yang menunjukkan warna kebiru-biruan dan bintik-bintik basofil pada eritrosit, sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosome tersebut.
Hitung retikulosit merupakan indikator aktivitas sumsum tulang dan digunakan untuk mendiagnosis anemia. Banyaknya retikulosit dalam darah tepi menggambarkan eritropoesis yang hampir akurat. Peningkatan jumlah retikulosit di darah tepi menggambarkan akselerasi produksi eritrosit dalam sumsum tulang. Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus-menerus dapat mengindikasikan keadan hipofungsi sumsum tulang atau anemia aplastik.
 VI.        Alat dan Bahan
1.     Alat
-        Miscroskop
-        Mikropipet 50ml + Tips kuning
-        Tabung Reaksi 12x75mm
-        Kaca objek
2.     Bahan
-        Darah EDTA
-        Larutan BCB (Briliant Cresyl Blue)
-        Olimersi
VII.        Cara Kerja
1.     Siapkan darah EDTA ±2cc
2.     Pipet 50ml larutan BCB, Masukkan dalam tabung reaksi
3.     Pipet 50ml darah EDTA dan homogenkan bersama larutan BCB
4.     Inkubasi campuran larutan  tadi selama 15-20’ pada suhu 370
5.     Buat apusan dari campuran larutan seperti apusan darah tipis
6.     Keringkan dan kemudian langsung baca dibawah miscroskop menggunakan pembesaran 100x
7.     Hitung jumlah retikulosit dalam 1000 eritrosit.
8.     Nilai normal :
-        Dewasa : 0.5 - 1.5 %
-        Bayi baru lahir : 2.5 - 6.5 %
-        Bayi : 0.5 - 3.5 %
-        Anak : 0.5 - 2.0 %
VIII.        Hasil Pengamatan
LP
I
II
III
IV
Jumlah
Retikulosit
4
4
2
4
14
Eritrosit
245
325
269
225
1.064
Keterangan :
Nama                   : Nn. Selfia Destaria Natae
Jenis kelamin       : Wanita
Umur                   : 20 tahun
Perhitungan        : Retikulosit = kadar % x Jumlah Eritrosit/ml
14 / 1000
1,4 %
          Hasil                     : 1,4 % / 1000 Eritrosit
 IX.        Pembahasan
Masalah klinis apabila
·                     Penurunan jumlah Retikulosit : Anemia (pernisiosa, defisiensi asam folat, aplastik, terapi radiasi, pengaruh iradiasi sinar-X, hipofungsi adrenokortikal, hipofungsi hipofisis anterior, sirosis hati (alkohol menyupresi retikulosit)
·                     Peningkatan jumlah Retikulosit : Anemia (hemolitik, sel sabit), talasemia mayor, perdarahan kronis, pasca perdarahan (3 - 4 hari), pengobatan anemia (defisiensi zat besi, vit B12, asam folat), leukemia, eritroblastosis fetalis (penyakit hemolitik pada bayi baru lahir), penyakit hemoglobin C dan D, kehamilan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan hasil laboratorium :
·                     Bila hematokritnya rendah maka perlu ditambahkan darah
·                     Cat yang tidak disaring menyebabkan pengendapan cat pada sel-sel eritrosit sehingga terlihat seperti retikulosit
·                     Menghitung di daerah yang terlalu padat
·                     Peningkatan kadar glukose akan mengurangi pewarnaan
   X.        Kesimpulan
Dari Praktikum kali ini diperoleh jumlah terikulosit 1,4 % / 1000 Eritrosit.


Artikel Terkait

0 comments

Post a Comment

Cancel Reply