Treponema pallidum
Karakteristik
Penyebab
sifilis adalah spiroketa Treponema pallidum, mikroorganisme ini halus, berpilin ketat dengan ujung meruncing
dan terdiri dari 6 sampai 14 spiral; berukuran lebar 0,25 sampai 0,3 um dan
panjang 6 sampat 15 um. Organisme ini dapat dikenali paling jelas pada suatu
spesimen klinis yang berasal dari luka sifilitik stadium primer dan sekunder
dibawah mikroskop medan gelap ; ini jelas terlihat dari bentuk spiral dan
pergerakannya yang seperti putaran pembuka sumbat.
Treponema
pallidum mempunyai membran luar, atau
selongsong yang disebut periplas yang melingkungi komponen-komponen dalam sel
(keseluruhannya disebut silinder protoplasma). Suatu filamen aksial, yang
terdiri dari tiga sampai enam fibril, terletak diantara periplas dan silinder
protoplasma.
T.
pallidum yang virulen belum berhasil di
biakkan secara in vitro. Galur-galur T.pallidumyang non virulen (tidak patogenik), seperti galur Reiter dan
Noguchi, telah berhasil dibiakkan invitro dan menjadi sumber antigen untuk
uji-uji diagnostik laboratoris.
SIFILIS
Sifilis disebabkan oleh bakteri yang disebut spiroketa.
Penyebarannya tidak seluas gonorea, tetapi lebih menakutkan karena kerusakan
yang mungkin ditimbulkannya lebih besar. Seperti gonorea, penyakit ini
disebarkan melalui kontak langsung dengan luka-luka pada orang yang ada pada
stadium menular. Spiroketa, seperti gonokokus, adalah mikrobe yang tidak tahan
berada di luar tubuh manusia, sehingga kemungkinan tertulari dari benda mati
sangat kecil.
Treponema pallidum masuk
ke dalam tubuh sewaktu terjadi hubungan kelamin melalui luka-luka goresan yang
amat kecil pada epitel, dengan cara menembus selaput lendir yang utuh ataupun
mungkin melalui kulit yang utuh lewat kantung rambut. Masa inkubasi sifilis
berkisar 10-90 hari (rata-rata 21 hari) setelah infeksi. Bila tidak diobati,
sifilis dapat timbul dalam beberapa stadium penyakit.
SIFILIS PRIMER : Gejala pertamanya adalah munculnya bisul kecil keras yang
disebut syanker pada situs infeksi. Biasanya di ujung batang pelir pada pria
dan di leher rahim atau vagina wanita. Syanker itu terlihat jelas pada pria,
tetapi pada wanita seringkali tersembunyi. Bisul itu tidak gatal ataupun sakit.
Jadi sifilis primer dapat berkembang tanpa diketahui. Treponema biasanya dapat
ditemukan di dalam syanker semacam itu melalui pemeriksaan mikroskopis medan
gelap.
Juga dalam stadium ini,
spiroketa menyerang kelenjar getah bening, menyebabkan menjadi lebih besar dan
keras. Setelah 3-5 minggu, syanker itu sembuh secara spontan, dan penyakit itu
dari luar nampak tenang-tenang saja. Tetapi sementara itu organisme tersebut
disebarkan lewat aliran darah ke seluruh tubuh.
SIFILIS SEKUNDER : Stadium penyakit ini di dahului oleh ruam ( pemunculan pada
kulit) yang timbul setiap saat pada 2 sampai 12 minggu setelah hilangnya
syanker. Penyakit itu sekarang tersebar umum dan juga terjadi limfodenopati
(kelenjar getah belling yang berpenyakit) yang tersebar luas. Sifilis disebut
pula "peniru besar" karena gejala-gejala yang timbul pada stadium ini
mirip dengan yang ditimbulkan oleh penyakit lain seperti flu atau mononuleosis
menular. Selain ruam gejala-gejala lainnya meliputi radang tenggorokan,
kelenjar getah bening yang lembek, demam, lesu dan pusing. Kadang-kadang
disertai rontoknya rambut sebagian-sebagian. Luka patogenik terjadi pada
selaput lendir, mata, dan sistim syaraf pusat luka-luka ini penuh dengan
treponema. Korban dapat menderita hanya satu atau dua dari seluruh gejala
penyakit ini atau semua gejala. Stadium ini berlangsung beberapa minggu, dan
gejala-gejalanya termasuk luka-luka patogenik, hilang tanpa pengobatan. Tetapi
sementara itu treponema mungkin sudah mulai menyerang organ-organ lain dalam
tubuh.
Seorang penderita dapat
menularkan penyakit ke orang lain hanya bila menderita sifilis stadium primer
dan sekunder, yang berlangsung sampai selama 2 tahun.
SIFILIS LATEN: Bila tidak diobati, sifilis sekunder berlanjut menjadi sifilis
laten. Selama stadium ini penderita sama sekali
tidak menunjukkan gejala yang jelas. Stadium ini dapat berlangsung
berbulan-bulan, bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup. Stadium laten hanya
dapat diketahui dengan melakukan uji darah (serologis).
SIFILIS TERSIER ATAU LANJUT : Satdium ini timbul pada sekitar 30% dari orang-orang yang
tidak diobati dan dapat terjadi 5 sampai 40 tahun sesudah infeksi mula-mula.
Hasil kerja spiroketa secara diam-diam tetapi mematikan selama stadium laten
itu menjadi jelas. Luka-luka patogenik tersier terjadi pada sistim safar pusat,
sistim pembuluh darah jantung, kulit dan organ-organ vital lain seperti mata,
otak, tulang, ginjal dan hati. Luka-luka ini yang disebut gumata lalu pecah dan
menjadi borok .Penderita dapat terserang sakit jiwa, kebutaan atau penyakit
jantung ; dan akhirnya dapat meninggal.
SIFILIS SYARAF
Selama stadium early,
sepertiga dari penderita sifilis dapat terkena susunan syaraf pusatnya dan
setengah dari golongan ini jika tidak mendapat pengobatan akan menderita laten
neurosifilis, yang jaraknya dari stadium primer dapat mencapai waktu lebih dari
5 tahun. Penyakit ini terjadi tanpa gejala, sedangkan gejala klasik dapat
timbul dalam bentuk dementia paralytica, tabes dorsalis dan sebagainya. Gejala
penyakit yang timbul juga dapat menyerupai penyakit saraf lainnya.
SIFILIS KARDIOVASKULER
Setelah 10-40 tahun sejak terjadinya sifilis primer, penderita
yang tidak mendapat pengobatan dapat,menunjukkan tanda-tanda terkena sistim
kardiovaskuler. Terjadi kelainan sifilis pada aorta dan arteritis paru-paru.
Reaksi peradangan yang terjadi dapat menyebabkan stenosis yang berakibat
angina, insufisiensi miokardium yang dapat mengakibatkan kematian.
SIFILIS KONGENITA
Sifilis kongenita
merupakan penyakit sifilis yang timbul pada bayi waktu lahir, beberapa waktu
atau beberapa tahun sesudahnya. Wanita hamil yang sedang menderita sifilis,
terutama stadium sekunder, dapat menularkannya pada bayi yang sedang
dikandungnya secara transplasenta. Treponema pallidum yang terdapat dalam
peredaran darah ibu masuk ke janin pada waktu kehamilan minggu ke 16. Pada saat
itu lapisan gel Langhans telah menjadi atropik. Jika infeksinya terjadi secara
masif,maka dapat mengakibatkan kematian janin, atau bayi lahir terus mati.
Infeksi treponema juga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin intra
atau ekstrauteri. Jika wanita hamil baru terkena sifilis pada waktu 6 minggu
terakhir kehamilannya, maka biasanya janin belum sempat terkena sifilis, karena
kuman belum sempat tersebar di dalam peredaran darah ibu.
SIFILIS
KONGENITA PRAEKOKS
Penyakit
ini mulai menunjukkan gejala pada waktu bayi lahir atau setelah berumus 1-3
bulan. Terlihat bullae pada telapak tangan, condylomata lata, osteochondritis
atau periostitis epiphysis tulang panjang yang dapat menyebabkan terjadinya
pseudoparalisis dari Parrot, kelainan pada tulang tibia atau sabre bone,
terjadi patah tulang spontan atau penonjolan tulang dahi. Selain itu dapat
terjadi gejala penyumbatan hidung atau snuffle-nose, hepatosplenomegali, atropi
dan distropi otot, sehingga berat badan statis tidak bertambah.
SIFILIS
KONGENITA TARDA
Penyakit
ini mulai menunjukkan gejala pada usia lebih dari satu tahun sampat usia 6- 7
tahun. Akan ditemukan trias Hutchinson, yaitu berupa tuli syaraf ke-8 atau tuli
perseptif, defo~itas gigi seri atas tengah dan keratitisinterstitialis.
Syphilis d'emblee
Penyakit ini terjadi karena infeksi Treponema lewat tusukan
jarum yang dalam, misalnya pada transfusi darah yang berasal dari penderita
sifilis. Biasanya tidak dijumpai stadium primer
melainkan langsung muncul gejala-gejala stadium sekunder.
Struktur Antigen
T.pallidum tidak dapat
dibiakkan in-vitro yang jelas memiliki ciri khas terbatas dari antigennya. Hal
ini menjadi tidak jelas jika selubung glikosaminoglikan berasal dari sel inang
atau dibuat oleh treponema. Fungsi selubung untuk menghambat pemtumbuhan
organisme berperantara antibodi atau berperantara komplemen. Terdapat asam
sialat pada permukaan organisme yang berfungsi untuk menghambat aktivasi jalur
komplemen altematif. T.pallidum subsp
pallidum memiliki hialuronidase yang menguraikan asam hialuronat dalam
substansi dasar jaringan dan diduga meningkatkan kemampuan invasif organisme.
Bentuk protein T. pallidum (semuanya
subspesies ) tidak dapat dibedakan ; lebih dari 100 protein antigen. Endoflagel
terdiri dari 3 protein inti yang homolog terhadap protein flagelin bakteri
lain, ditambah protein selubung yang tidak berhubungan. Terdapat banyak
kelompok lipoprotein yang telah diketahui fungsinya, diduga semua ini tampak
penting dalam respon imun. Kardiolipin adalah komponen renting dari antigen
treponema.
Patogenitas
Sifilis berjangkit secara
alamiah hanya pada manusia dan terutama ditularkan lewat hubungan kelamin atau
dari ibu yang terinfeksi kepada janinnya (sifilis bawaan atau sebelum lahir)
lewat ari-ari. Pada kasus yang tidak diobati 25% di antara janin meninggal
meninggal sebelum lahir 25-30% meninggal segera setela dilahirkan yang lain
menunjukkan gejala komplikasi lanjut (misalnya menjadi tuli).Sejumlah besar
treponema dalarn darah dan jaringan musnah selama sifilis sekunder. Penisilin
adalah adalah antibiotik yang dipilih untuk pengobatan sifilis.
Diagnosa
Diagnosa sifilis biasanya
dapat ditentukan dari gabungan informasi mengenai gejala, sejarah eksposi, dan
uji darah yang positif atau dengan pemeriksaan mikroskop medan gelap.
Hasil positif pengamatan
luka dengan mikroskop medan gelap (untuk sifat morfologis dan pergerakan
spiroketa) adalah cara satu-satunya untuk membuat diagnosis sifilis primer yang
pasti. Untuk sifilis sekunder juga, diagnosis yang pasti bergantung kepada pemeriksaan
dengan mikroskop medan gelap terhadap eksudat dari luka basah pada kulit dan
bukan pada mulut. (Rongga mulut mungkin banyak mengandung spiroketa yang bukan
penyebab sifilis). Uji-uji serologis sifilis reaktif atau dapat diandalkan pada
stadium kedua penyakit ini.
Epidimologi
Sejak 1962, kasus-kasus
sifilis di Amerika Serikat yang dilaporkan bertambah setiap tahunnya
sekurang-kurangnya 4,7%. Seperti gonorae, jumlah sifilis dini (kasus primer,
sekunder dan laten dini) yang dilaporkan tidak merupakan indikasi insiden yang
sebenamya, karena kebanyakan kasus tidak dilaporkan.
Pencegahan
Tidak ada
vaksin terhadap sifilis. Untuk perseorangan penggunaan kondom sangat efektif.
Untuk masyarakat, cara utama pencegahan sifilis ialah melalui pengendalian yang
meliputi pemeriksaan serologis dan pengobatan penderita. Sifilis bawaan dapat
dicegah dengan perawatan prenatal (sebelum kelahiran) yang semestinya.
0 comments
Post a Comment